Pengabdian Masyarakat Dosen D3 Kepariwisataan UGM Menghasilkan Growol dengan Varian Rasa dan Kemasan Baru
Yogyakarta – Pengabdian masyarakat Dosen D3 Kepariwisataan tahun 2017 ini mengambil lokasi baru, tepatnya ada di daerah Tapen, Desa Hargomulyo, Kulonprogo. Kali ini para dosen yang diketuai oleh Muhammad Sidiq Wicaksono, S.E., M.Sc. memilih bidang wisata kuliner untuk pengabdian masyarakatnya. Alasan pemilihan lokasi pengabdian adalah karena berdasarkan observasi Kulonprogo belum memiliki beragam oleh-oleh khas yang bisa dibawa oleh wisatawan. Jika melihat potensi memang Geblek sudah sangat dikembangkan di Kulonprogo, akan tetapi masih ada Growol yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai leh-oleh khas Kulonprogo.
Berdasarkan Ibu Sumono, yang merupakan ketua komunitas pembuat Growol bahwa Growol memiliki tantangan sendiri untuk bisa dikembangkan sebagai icon kuliner. Pertama, bau kecing yang khas dari Growol perlu untuk dihilangkan. Kedua, belum terdapat kemasan dan paket makanan dari Growol yang ditawarkan untuk wisatawan. Padahal jika kita lihat ke depannya Kulonprogo akan sangat berkembang wisatanya mengingat pada tahun 2020 akan dibuka Bandara Internasional Yogyakarta di Kulonprogo.
Hasil dari pengabdian masyarakat berhasil menghasilkan branding “Growol Sumono” dengan logo dan kemasan yang lebih praktis. Varian rasa ada yang mulai dari gurih, pedas, dan manis. Bentuknya ada yang makanan lauk, manis gula merah dengan parutan kelapa, goreng pedas dengan isi abon ikan, goreng gurih dengan bumbu rumahan, dan growol aslinya sendiri tanpa diberi rasa-rasa. Uniknya dalam inovasi produk ini adalah Growol yang dikembangkan khusus untuk pengidap Diabetes Melitus sebagai pengganti nasi, dan pastinya Non MSG jadi dijamin kandungan gizinya.
Pengabdian kali ini sangat positif terlihat dari keberhasilan pameran yang dilaksanakan tepat tanggal 22 Oktober 2017 bertepatan Dies Natalis Sekolah Vokasi. Pada saat pameran dilakukan demo masak dan ditampilkan beragam varian rasa Growol yang ditawarkan pada pengunjung. Hasilnya semua yang ditawarkan habis dibeli oleh pengunjung. Bu Sumono berharap kegiatan ini akan tetap berlanjut tahun depan sehingga semakin menguatkan posisi jual Growol sebagai oleh-oleh makanan khas Kulonprogo. Selain, inovasi produk yang dihasilkan, dari pengabdian masyarakat dosen kali ini berhasil memberikan alat filter untuk pembuatan Growol guna menghilangkan rasa kecingnya dan mengatasi limbah yang selama ini dihadapi oleh Bu Sumono dan teman-teman pembuat Growol. (SK)