Universitas Gadjah Mada – Tak dapat disangkal bahwa teori dan praktik adalah satu kesatuan yang utuh. Guna menyempurnakan teori yang telah diperoleh selama masa perkuliahan, Program Studi D3 Kepariwisataan Sekolah Vokasi kembali melaksanakan kuliah lapangan.Kegiatan kuliah lapangan menjadi bagian dari mata kuliah sejarah dan kebudayaan indonesia yang dilakanakan sejak tahun 2012, dan urutanya di mulai dari candi, kedua lokasi islam, dan terakhir ke daerah kolonial.
“Kuliah lapangan ini diadakan dengan alasan, apabila mahasiswatidak langsung terjun ke lapangan saat membicarakan soal sejarah dan kebudayaan menjadi hal yang hanya sebatas di angan-angan dan menjadi tidak jelas. Dengan demikian,harus langsung belajar ke lokasi dimana terdapat benda dan kebudayaannya. Dalam hal ini, budaya wujudnya sebagai materi, kemudian disitu nanti kita bisa menceritakan sebenarnya ada apa disana dan untuk memperjelas teori yang di dapatkan di kelas.” Ujar Cerry Surya Pradana (Dosen Sejarah dan Kebudayaan Indonesia).
“Kemudian ketika kemarin itu kita bicara tentang candi dan percandian karena berhubungan dengan teori kuliah, maka kita langsung ke candinya. Setelah itu, kita ada kuliah lapangan lagi yang teorinya dibahas sebelumnya di kelas. Misalnya, kita besok akan membahas mengenai masuknya islam, kemudian peningalan-peningalan islam, entah itu peninggalan kolonial. Materi tersebut akan dibahas juga saat kuliah lapangan, dengan mendatangi lokasi kulap yang berhubungan dengan teori yang disampaikan di kelas.” Lanjutnya
Membicarakan sejarah dan kebudayaan, pasti didalamnya bicara tentang budaya dan sejarah. Apabila tidak langsung ke lokasi, maka akan lebih kesulitan untuk menjelaskan dan mata kuliah tersebut pasti sangat membosankan. Maka dari itu, Mahasiswa D3 Kepariwisataan 2017 sudah mulai mengenal kuliah lapangan dengan mendatangi candi sambisari dan candi barong. Dengan akses motor pribadi, karena lokasi masih dekat dan berada sekitar DIY. Selanjutnya, masih ada kuliah lapangan lagi yang akan dikunjungi.
Kegiatan yang dilakukan saat kuliah lapangan tentunya adalah mengamati secara langsung benda yang ada di lokasi sebenarnya. Saat kuliah lapangan tentunya ada tanya jawab, diskusi seperti saat di kelas. Namun, ketika di lapangan kesempatan mahasiswa untuk bertanya itu jauh lebih banyak dibandingkan ketika di kelas,karena mahasiswa bisa mengamati dan melihat langsung objeknya dan mengungkap ada apa, mengapa dan untuk apa di bangun, serta benda kecil seperti arca itu maksudnya apa dan lain sebagainya. Hal tersebut, dapat ditemukan saat kuliah lapangan.
Manfaat dari kuliah lapangan tersebut, bagi dosen dan mahasiswa adalah untuk belajar, jadi sama-sama belajar langsung dari situsnya. Dengan adanya kuliah lapangan ini diharapkan semakin menambah wawasan bagi mahasiswa D3 Kepariwisataan mengenai situs yang berhubungan dengan sejarah dan kebudayaan indonesia. Selain itu, mengetahui bagaimana cara menjaga dan melindungi segala bentuk peninggalan sejarah dan kebudayaan agar dapat di nikmati oleh generasi yang akan datang. Sehingga mahasiswa semakin cinta dan mengakui akan keberagaman yang ada di Indonesia. (AN)