Keluarga Mahasiswa Diploma Pariwisata (Kamadipa) melaksanakan webinar yang bertajuk Partagama Bergema 1 : Eksistensi Karawitan di Masa Pandemi pada Kamis, 25 Februari 2021. Kegiatan webinar ini direncanakan akan rutin dilakukan dalam jangka waktu periode satu tahun di bawah Divisi Karawitan. Sesuai dengan tema yang diangkat, webinar pertama Partagama Bergema merupakan inovasi para mahasiswa dan dosen Bisnis Perjalanan Wisata UGM dalam siasat menghadapi pandemi.
Olah pikiran ini dipandu secara langsung oleh Bagus Shidqi Hakim, S.Par, salah satu tokoh yang sudah cukup berpengalaman dalam bidang pariwisata dan kesenian di Indonesia. Tak tanggung-tanggung, Dosen Jurusan Karawitan ISI Yogyakarta, Anon Suneko, S.Sn., M.Sn diundang untuk mengisi materi dalam bahasan kali ini secara eksklusif. Beliau telah berkecimpung di dunia musik tradisional Jawa sejak usai dini hingga sanggup mendirikan Omah Gamelan, komunitas aktif yang bergerak dalam bidang gamelan dan tari. Salah satu penghargaan beliau yang tak kalah menarik ialah menjadi penata musik unggulan dalam Parade Tari Nusantara 2015.
Bincang kreatif ini mengantarkan pemikiran terbuka dari peserta yang mengikuti acara bahwa pandemi tidak bisa menghentikan keaktifan dan keindahan gamelan dalam menunjukkan eksistensinya. Anon menjabarkan bahwa banyak pemain musik gamelan, tidak hanya dari Indonesia tetapi juga di luar negeri, seperti Amerika dan Belanda, tetap berusaha menghidupkan musik gamelan di tengah pandemi ini dengan secara berkala melakukan pertemuan daring untuk bermusik bersama. Lebih memahami penggunaan fungsi pertemuan digital selama pandemi ini, Anon menyampaikan bahwa sudah beberapa kali ia dan kawan-kawan perkumpulan penggerak gamelan Jawa membuka kelas gamelan online dan disambut dengan antusias oleh para peserta yang tidak pernah sepi hadir.
“Hal yang harus disepakati dari awal ialah standarisasi gamelan yang menjadi unik dan satu-satunya di dunia karena gamelan yang tersebar di seluruh dunia tidak akan pernah ada yang tertata sama secara teknis,” pungkas Anon kita ditanyai mengenai kemungkinan pentas seni kolaboratif virtual yang hendak dipertimbangkannya untuk menghibur jiwa yang penat di tengah melandanya pandemi ini.