Salah satu mahasiswa Diploma 3 Pariwisata kembali berhasil membawa prestasi membanggakan lainnya pada paruh akhir tahun 2020 ini. Dea Rachma Chaerani, mahasiswa Diploma 3 Pariwisata angkatan 2018 inilah sosok yang menyandang Juara Harapan 3 Duta Lalu Lintas Perwakilan Jawa Timur 2020. Bersama pasangan Duta Lalu Lintas Polrestabes Surabaya, Dea mampu menjadi bagian 76 orang yang terpilih dari 38 kota penyandang Duta Lalu Lintas Provinsi Jawa Timur.
Sebelum itu, Dea terlebih dahulu menjadi representatif Polrestabes Bandung sebagai Duta Lalu Lintas tingkat Kabupaten/Kota sehingga ia dapat memboyong nama kota Surabaya ke rancah yang lebih tinggi. Dea sendiri berasal dari Kota Pahlawan, Surabaya dan sudah terjun di dunia modeling sejak SMP sampai sekarang. Kepiawaiannya ini membuat Dea berada di jejeran TOP 3 Indonesia’s Next Top Model 2020 yang diselenggarakan NET TV.
Di tengah-tengah kesibukannya mengikuti magang, Dea mendapat sebuah tawaran untuk mengikuti seleksi Duta Lantas. Seleksi yang ditempuh Dea untuk menerima duta lalu lintas berjalan selama dua bulan dengan menggunakan protokol kesehatan. Seleksi dimulai dengan intervieu dengan pengumuman yang diberitahukan pada hari selanjutnya. Kemudian, Dea segera mengurus beberapa surat-surat penting yang menjadi persyaratan kompetisi tersebut, seperti SKCK dan SIM. Selama karantina, Dea merasakan pengalaman baru untuk bisa dengan cepat beradaptasi dan akrab dengan peserta lainnya. Teman-teman baru ini mampu meninggalkan kesan baik selama Dea mengikuti ajang tersebut.
Dea juga diharuskan membuat sebuah makalah yang bertajuk sosialisasi pentingnya mematuhi lalu lintas. Makalah yang dibuat Dea berisi program-program Polrestabes Surabaya untuk diangkat ke tingkat provinsi Jawa Timur. Persiapan yang harus dilakukan Dea cukup sulit karena Dea harus magang selama kurang lebih 10 jam dari pukul 8 pagi sampai pukul 6 sore. Dengan waktu hanya 10 hari untuk memantaskan dirinya, Dea bekerja keras dalam mengerjakan banyak tanggung jawab sekaligus. Kecakapan dalam menyusun makalah ini menurut Dea harus dibarengi dengan kreativitas dan ide yang inovatif agar berbeda dengan konsep-konsep lain yang sudah digagas sebelumnya.
Hingga wawancara ini dilakukan, Dea masih melakukan magang di salah satu hotel bintang lima Surabaya sekaligus international chain, yaitu Grand Mercure City. Ia mengaku bahwa waktu tidurnya banyak terkuras untuk mengoptimalkan diri mengikuti ajang ini. Dea tidak selalu dapat mengerjakan makalahnya di tengah padatnya jadwal magang. Siasat yang dilakukan Dea untuk menghadapai singkatnya waktu yang ia miliki adalah mengerjakan makalah seleksinya saat tiba di rumah. Selain itu, Dea masih harus menyelesaikan tugas-tugas kuliahnya. Dea bercerita bahwa pandai mengelola waktu merupakan keterampilan yang sangat diperlukan ketika mempunyai segudang jadwal sepertinya.
Dengan suka cita, Dea membagikan beberapa tips selama proses seleksi sebagai duta lalu lintas. “Kerjakan dan ketahuilah dengan sungguh-sungguh makalah yang akan diajukan.” Dengan menggunakan hasil kerja keras sendiri, Dea memahami materi yang akan ia bawakan di depan juri. Penilaian lain, seperti tes tulis terkait lalu lintas, kesopanan berpenampilan, dan bakat serta keterampilan yang dimiliki juga perlu diasah dan dilatih. Kunci utama dalam tahap seleksi terletak saat intervieu mengenai penjabaran makalah yang diangkat sehingga persiapan presentasi dalam bentuk PPT, keseragaman pakaian yang sesuai dengan tema, dan pengetahuan yang detail mengenai topik yang diangkat menjadi nilai penting.
“Hal terpenting dan terutama adalah kalian paham apa yang kalian bicarakan dan lakukan sehingga penjelasan yang diberikan dapat diterima dan dipahami dengan baik,” ujar Dea saat memberikan tips and tricknya dalam mengikuti ajang bergengsi ini. Tes bakat yang ditampilkan Dea adalah bakat modelingnya yang sudah ia asah sejak kecil. Dea sendiri mengungkapkan bahwa modeling merupakan salah satu passion yang ia selalu berusaha kembangkan.
Kesan dan pesan setelah mengikuti ajang ini ialah wawasan Dea bertambah luas tentang lalu lintas Surabaya dan program-program kerja Polrestabes Surabaya yang ternyata banyak. Di provinsi Jawa Timur sendiri, Surabaya menjadi kota terdepan dalam bidang lalu lintas dengan pemasangan 600 CCTV lalu lintas, e-tilang sudah berlaku, adanya SITS (Surabaya Intelligent Transport System) yang membantu pengaturan lalu lintas di Surabaya. Apalagi, Surabaya merupakan salah satu kota besar yang menjadi panutan kota-kota lainnya.
Dea juga menjadi lebih paham bahwa permasalahan lalu lintas sebenarnya muncul karena ketidaktertiban dari perilaku manusia itu sendiri. Banyaknya kecelakaan lalu lintas yang terjadi disebabkan pelanggaran yang dilakukan masyarakat. Oleh karena itu, Dea merasa pemahaman mengenai problematika lalu lintas di Surabaya ini menjadi salah satu manfaat besar yang ia sematkan dalam diri.
Dea menjadikan media sosial sebagai peran penting untuk penyampaian visi dan misi ke depannya atas tugas besar mengemban kecakapan berlalu lintas dari Polrestabes Surabaya. Program kerja yang diajukan Dea berbentuk visi misi tentang sosialisasi ketertiban lalu lintas melalui media-media sosial yang saat ini sedang banyak digandrungi terutama oleh kawula muda, seperti TikTok, Instagram, dsb. Ide ini Dea peroleh berdasarkan era milenial dan gen z yang sedang marak dibicarakan.
Adanya pandemi yang menempatkan semua orang untuk lebih menjaga kesehatan dirinya dengan tidak berkerumun dan meminimalkan pertemuan tatap muka pun menjadi aspek penting topik ini ia angkat. Mengingat saat ini pandemi sedang merajalela, kemungkinan pelaksanaan sosialisasi untuk turun langsung ke lapangan sangat berisiko. Platform-platform online pun kini lebih berinovasi untuk menyuguhkan informasi dan hiburan yang dapat dinikmati masyarakat saat sedang tertahan hanya untuk beraktivitas di dalam rumah. Tren yang sedang menjadi viral pun dapat dimanfaatkan untuk menyalurkan informasi yang bermanfaat, seperti TikTok.
Sebagai representatif Polrestabes Surabaya, Dea juga mengajukan program kerja Polrestabes Surabaya, yaitu Cak Tejo Surabaya dari kepanjangan Cakap Tertib Jogo Suroboyo. Program ini mencakup coaching cleaning tentang 12 ketetapan lalu lintas, penanganan pertama korban kecelakaan, pengetahuan tentang ketertiban berlalu lintas, aplikasi tax traffic menjadi accident claim system, dll.
“Sosial media adalah jalan ninjaku, Saudara-Saudara,” ungkap Dea diselingi candaan dalam penjelasan lebih lanjut mengenai rencana sosialisasi lalu lintas yang ia galakkan.
Dea menjelaskan bahwa ada korelasi yang berarti antara terpilihnya ia menjadi Duta Lalu Lintas Surabaya dan Jawa Timur ini dengan pariwisata yang menjadi latar belakang bidang akademiknya. Dengan menjadi duta lalu lintas, Dea mampu merepresentasikan kota Surabaya agar dapat lebih dikenal masyarakat luas dengan keunggulan-keunggulan lain yang dimiliki. Contohnya, modal transportasi berupa bus tingkat yang dapat mengantarkan masyarakat untuk mengelilingi kota Surabaya dengan gratis.
“Hanya dengan menukarkan tiga botol plastik bekas, siapa saja sudah dapat menikmati transportasi ini,” ungkap Dea saat menjelaskan mekanisme bus tingkat yang ada di Surabaya beroperasi. Dengan demikian, Surabaya dapat menciptakan lingkungan yang bersih dari sampah sekaligus memamerkan keindah kotanya. Hal ini menjadi inovasi Surabaya dalam pariwisata. Dengan memahami secara menyeluruh sarana prasarana dan fasilitas lain penunjang pariwisata di Surabaya melalui duta lalu lintas ini, Dea mampu memperdalam pemahamannya tentang kota Surabaya.
“Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui.” Itulah istilah yang tepat dalam menggambarkan program bus tingkat yang diusung Surabaya.
Terakhir, Dea menceritakan apa-apa saja pembelajaran dari ajang ini. Kesenangan tersendiri yang Dea kantongi diungkapkan dalam kesempatannya untuk berkomunikasi dengan orang banyak, meningkatkan pengalaman dan relasi, dan mengembangkan dirinya lagi. Awalnya, Dea sempat khawatir selama pandemi ini ia akan kesulitan menambah daftar panjang prestasi yang bisa ia torehkan lagi. Dengan kesempatan ini, Dea bersyukur bisa mencetak pencapaian baru yang dapat berguna pula di dunia kerja kelak.
Saran dari Dea untuk mengasah kemampuan diri ia jelaskan dalam beberapa poin. Yang pertama, Dea menyampaikan untuk selalu update dan mencari tahu berita serta informasi kegiatan yang ingin diikuti, seperti lomba, penetapan duta, dimas-diajeng, dsb.
“Jangan sampai ketinggalan informasi nih, ‘kan sayang banget ya,” tuturnya dengan semangat.
Kedua, kita harus bisa memiliki goals atau tujuan yang ingin dicapai. Misalkan, setahun, 5 tahun, dan 10 tahun ke depan apa saja hal yang ingin diperoleh dan bagaimana cara mendapatkan hal itu perlu dilakukan dengan serius dan rencana yang matang.
“Setting-lah goals kalian dari sekarang agar kita tahu langkah dan arah ke mana yang akan dituju,” pesan Dea.
“Kadang kesempatan itu tidak hanya ditunggu untuk datang, tetapi kita sendiri juga bisa mencarinya. Kemenangan hanyalah bonus karena tujuan utama yang ingin dicapai ialah pengalaman,” ujar Dea saat membagikan moto hidupnya ini. Motivasi yang mengantarkan Dea hingga berada di posisi sekarang adalah mencari prestasi dan pengalaman lagi. Apabila ada kesempatan, jangan ragu untuk diambil sehingga tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ada. (SLM)