Mahasiswa Diploma 3 Kepariwisataan Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada Angkatan 2016 melaksanakan kuliah lapangan. Kuliah lapangan ini merupakan bagian dari mata kuliah Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata bersama dengan Manajemen Wisata Budaya . Kuliah lapangan kali ini bekerjasama dengan Jaladwara Wisata Arkeologi yang merupakan sebuah tour planner yang mneyediakan paket-paket wista arkeologi sebagai produk utamanya. Kuliah lapangan ini dilaksanakan pada tanggal 8, 13 dan 15 April 2018 pukul 08.00-16.00. Tempat pelaksanaan kuliah lapangan ini yaitu di Kawasan Mailoboro. Tujuan dari kuliah lapangan ini yaitu mengeksplorasi destinasi wisata andalan Yogyakarta yaitu Malioboro dari segi sejarah dan juga peninggalan-peninggalannya.
Kuliah lapangan kali ini dilaksanakan dengan cara yang berbeda. Jika biasanya kuliah lapangan lebih berfokus pada narasumber sebagai pemberi infomasi terkait destiansi/ atraksi wisata, kali ini mahasiwa harus mencari informasi dengan bermodalkan klue-klue yang diberikan oleh pihak Jaladwara. Mahasiswa akan dibagi menjadi 7 kelompok dan setiap kelompok akan dipandu oleh satu orang fasilitator dari pihak Jaladwara. Fasilitator tersebut yang akan mebimbing setiap kelompok dan menilai mahasiswa tersebut dalam memecahkan setiap klue yang diberikan. Mahasiswa tersebut akan berkeliling untuk memecahkan teka-teki di kawasan Malioboro untuk menemukan harta karun.
Pencarian harta karun Malioboro bukan diartikan sebagai pencarian sebongkah emas atau barang-bearang berharga. Namun, harta karun yang dimaksud adalah menemukan sisa-sisa peninggalan zaman Belanda yang merupakan bukti kekayaan sejarah di Malioboro. Malioboro sendiri merupakan sebuah kawasan paling tua yang terbentuknya bersamaan dengan Keraton Yogyakarta. Kawasan Malioboro yang cukup bersejarah menyimpan banyak cerita dari berbagai geenrasi mulai dari zaman Kolonial Belanda dan juga munculnya orang-orang etnis Tionghoa dan memegang tombak ekonomi di kawasan tersebut. Malioboro yang saat ini merupakan destinasi wisata yang wajib dikunjungi oleh wisatawan sudah bertransformasi secra cepat. Transformasi tersebut membuat Malioboro kehilangan jati diri nya sebagai salah satu kawasan bersejarah yang ada di Yogykarta. Oleh akrena itu, kuliah lapangan bersama Jaladwara mnegajarkan mahasiwa untuk mengetahui sejarah yang hampir terlupakan oleh generasi saat ini.
Kuliah lapangan ini tidak hanya berfokus pada pencariah harta karun saja, tetapi mahsiswa dituntut untuk menerapkan responsible tourism dengan cara Less Plastic. Mahasiswa tidak diperbolehkan membeli makanan yang menimbulkan sampah seperti plastik dan kertas. Mahasiswa diminta membawa bekal dengan menggunakan tempat makan yang bisa digunakan kembali. Peraturan tersebut adalah salah satu peraturan wajib yang harus diikuti oleh semua mahasiswa. Kuliah lapangan ini dimulai dengan memberikan informasi secara umum terkait Malioboro oleh pihak Jaladwara lalu dilanjutkan dengan pencaharian harta karun dan berakhir dengan diskusi secara bersama. Diskusi tersebut merupakan cara untuk saling berbagi informasi yang didapatkan oleh masing-masing kelompok. Diskusi tersebut akan menghasilkan sebuah kesimpulan tentang pencarian harta karun dan akan ada 1 tim yang muncul sebagai pemenang. Tim yang menjadi pemenang akan diberikan postcard yang bergambar Gevel Huis. Gevel Huis sendiri adalah bangunan bersejarah dengan arsitektur eropa yang saat ini sudah beralih fungsi sebagai toko.
Hasil dari kuliah lapangan kali ini yaitu mengajarkan mahasiswa diploma 3 kepariwisataan Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada angkatan 2016 untuk memperhatikan aset negara yang bisa dijadikan destinasi wisata yang mendatangkan banyak wisatawan. Pihak Jaldawara berharap dengan terlaksananya kuliah lapangan ini menambah rasa peduli mahasiswa pariwisata terhhadap benda sejarah yang memiliki potensi besar untuk dijadikan destiansi wisata agar tidak hilang ditelan zaman. (NK/AGS)