Mahasiswa Diploma III Kepariwisataan Angkatan 2016 melaksalanan kunjungan ke Desa Wisata Ngringinan. Kunjungan tersebut dilaksanakan pada hari Sabtu, 10 Maret 2018. Kunjungan tersebut merupakan kegiatan kuliah lapangan untuk memenuhi mata kuliah Manajemen Desa Wisata. Kunjungan tersebut dilakukan guna menganalaisis kebutuhan-kebutuhan dasar berkaitan dengan kegiatan pariwisata yang dapat dikembangkan di Desa Wisata Ngringinan.
Desa Wisata Ngringinan merupakan desa wisata yang masuk kategori tumbuh. Desa wisata tersebut diresmikan pada 22 Februari 2017. Status Desa Wisata Ngringinan yang masuk kedalam kategori Tumbuh membutuhkan banyak identifikasi terkait pengembangan yang perlu dilakukan di desa tersebut. Desa wisata Ngringinan memiliki kekayaan sejarah masa Kolonial sehingga desa ini dapat dijadikan sebagai desa edukasi. Mahasiswa Diploma III Kepariwisataan angakatan 2016 melakukan beberapa kegiatan terkait identifikasi potensi Desa Wisata Ngringinan.
Kegiatan tersebut dimulai dengan pemaparan oleh Bapak Kuntoro selaku penggagas Desa Wisata Ngringinan yang dilakukan di Museum Belanda Bantul. Pemaparan tersebut berisi sejarah mengenai Desa Ganjuran yang merupakan daerah administrative tempat beradanya Desa Wisata Ngringinan. Kegiatan selanjutnya yaitu pembagian kelompok untuk melakukan tour secara bergantian di Desa Wisata Ngringinan. Tour tersebut di pandu langsung oleh bapak Kun selaku pembimbing dan pemberi informasi seputar objek yang terdapat di Desa Wisata Ngringinan. Tour ini dilakukan dengan berjalan kaki dan dimulai dari Museum Belanda Bantul. Mahasiswa akan diberikan informasi seputar bangunan seperti Rumah Sakit Panti Rapih Ganjuran dan Gereja Hati Kudus Ganjuran. Bangunan tersebut merupakan bukti sejarah masa colonial Belanda yang masih tersisa di Desa Wisata Ngringinan. Bapak Kun selaku pemandu menjelaskan secara rinci asal mula bangunan dan juga filosofi-filosofi yang terdapat pada hiasan kedua bangunan tersebut. Mahasiswa juga melakukan pengambilan foto secara bersama sebagai bukti telah dilaksanakannya tour di Desa Wisata Ngringinan. Tour ini diakhiri dengan makan siang yang dilakukan di Museum Belanda Bantul.
Kunjungan ke Desa Wisata Ngringinan merupakan salah satu contoh aplikatif dalam menerapkan ilmu yang didapatkan selama kegiatan belajar dikelas. Output dari kegiatan ini yaitu melahirkan sebuah inovasi dalam memaksimalkan potensi Desa Wisata Ngringinan. Kunjungan ini diharapkan mampu memberikan dampak positif terkait cara pengembangan Desa Wisata Ngringinan agar semakin dikenal masyarakat luas dan mampu memberdayakan masyarakat setempat dengan baik. (NK/ADS)