Yogyakarta – Prodi Kepariwisataan Sekolah Vokasi UGM sedang gencar-gencarnya melakukan persiapan untuk pembukaan D4 Usaha Perjalanan Wisata. Salah satu upaya selain melakukan FGD, Prodi Kepariwisataan juga melakukan studi banding ke beberapa perguruan tinggi negeri dan swasta di Bali, tepatnya pada tanggal 7 Desember 2017 sampai dengan 8 Desember 2017. Studi Banding pada hari pertama dilakukan dengan Perguruan Tinggi Negeri di Bali, yakni Universitas Udayana dan Politehnik Negeri Bali. Hari kedua dilakukan studi banding ke Sekolah Tinggi Pariwisata Bali Internasional dan Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali.
Tujuan dari studi banding ini adalah benchmarking kurikulum, berbagai informasi tentang pengelolaan program perkuliahan, SDM, dan visitasi laboratorium. Pemilihan keempat perguruan tinggi tersebut dan pemilihan lokasi Bali karena dipandang bahwa keempat perguruan tinggi tersebut telah memiliki program D4 sudah sangat layak terkait sesuai dengan tuntutan industri pariwisata. Pemilihan Bali dikarenakan Bali merupakan destinasi wisata paling favorit wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik, maka harapannya D3 Kepariwisataan akan secara langsung belajar dan observasi lokasi destinasi wisata tentang pengelolaannya serta atraksi wisata yang ditawarkan.
Selama berkunjung ke empat perguruan tinggi tersebut mulai, para dosen saling bertukar pikiran dan keempatnya juga menunjukkan berbagai laboratorium secara fisik dan teknis sistemnya sehingga tim D$ memiliki gambaran laboratorium yang layak untuk mendukung praktikum mahasiswa di bidang pariwisata. Tim D4 ditunjukkan mulai dari Laboratorium Tour and Travel milik Politeknik Bali, STP BI, dan STP Nusa Dua Bali, Laboratorium MICE milik Politeknik Negeri Bali dan STP Nusa Dua, Laboratorium Kitchen milik STP BI, Langoon Bali Resort Nusa Dua milik STP Nusa Dua. Selain melihat berbagai sarana dan prasarana didalamnya, tim D4 juga melakukan sharing tentang pemrograman sistem tentang ticketing di tour and travel.
Berdasarkan hasil studi banding bahwa tim D4 memang melihat keempat perguruan tinggi sudah sangat maju, antara kurikulum, program perkuliahan, dan fasilitas laboratorium sudah sangat layak serta terdapat implementasi nyata antara kurikulum, program, dan praktikumnya sehingga mahasiswa memiliki cukup banyak skill. Keunikannya lagi adalah keempat perguruan tinggi dalam pembalajarannya selalu menganut “Tri Hita Karana” yang merupakan filosofi masyarakat Bali, artinya terdiri dari parhyangan (lingkungan spiritual), pawongan (lingkungan sosial) dan palemahan (lingkungan alamiah). Secara luas konsep Tri Hita Karana dapat diartikan sebagai tiga hubungan harmonis antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia lain, dan manusia dengan lingkungan untuk mencapai keselamatan dan kedamaian alam semesta. Hal tersebut yang ingin diwujudkan di D4 Usaha Perjalanan Wisata Sekolah Vokasi UGM, yang fokusnya antara teori dan praktikum memang seimbang dengan didukungnya fasilitas laboratorium yang layak pula. (SK)